Resensi Buku Kumpulan Puisi Andai Kita karya Rachel Amanda, Keisha Deisra dan Karina Mecca
Judul | Andai Kita |
---|---|
ISBN | 978-602-04-3390-5 |
Penulis | Rachel Amanda Keisha Deisra |
Kumpulan Foto | Karina Mecca |
Penerbit | PT Elex Media Komputindo |
Tahun Terbit | 2017 |
Jenis Cover | Soft Cover |
Blurb
Andai kata cerita kita tak ada di dunia nyata,
Setidaknya aku telah jatuh cinta
Pada perandaian tentang kita.
Ulasan Singkat Buku
"Andai Kita" adalah buku kumpulan puisi dari Rachel Amanda dan Keisha Deisra. Dan karya fotografi oleh Karina Mecca.
Bahasa puisi karya Keisha Deisra dan Rachel Amanda tergolong mudah dipahami, namun memiliki makna yang mendalam.
Menggambarkan sosok seseorang di dalamnya. Dan menyampaikannya lewat tulisan.
Puisi ini menggambarkan perandaian tentang kisah dua orang manusia yang telah mengisi kehidupan dan memberikan cerita disetiap kehadiran.
Perandaian remaja yang ingin bersama namun hanya bisa dicapai dengan doa - doa yang kini kian terhenti.
Di dalamnya juga terdapat hasil karya fotografi dari Karina Mecca, pada setiap gambarnya memiliki makna cerita.
Profil Singkat Penulis
Keisha Deisra
Keisha Deisra adalah seorang penulis kelahiran Jakarta, 30 Desember 1994. Di tahun 2010 karya pertamanya, Ekspresi Ruby Keyko, diterbitkan dalam buku kumpulan cerita pendek berjudul Pertama Kalinya! Novel tunggalnya Melodia juga diterbitkan di tahun yang sama, sementara Rasuk: 10 fiksi. 1 Perjalanan merupakan karya terakhir yang ia terbitkan melalui jalur self-publishing enam tahun silam. Bermula dari kecintaannya pada seni otodidak, Keisha terjun ke dunia kuliner sebagai pastry chef dari bisnis yang ia dirikan bersama kakaknya, Dulcet Patisserie. Andai Kita adalah proyek kumpulan puisi dan sajak yang ia inisiasi bersama sahabatnya, Rachel Amanda.
Rachel Amanda
Rachel Amanda adalah seorang aktris kelahiran Jakarta, 1 Januari 1995. Ia sudah memulai kariernya di bidang seni peran sejak tahun 2001 hingga saat ini. Kegemarannya merangkai kata - kata sejak menduduki bangku sekolah membuat ia kerap menulis puisi di blog pribadinya. Hal ini pula yang membuatnya bergabung dalam komunitas penulis fiksi dan puisi berbasis online, Logika Rasa. Saat ini, ia sedang menjalani hidupnya sebagai mahasiswi psikologi di Universitas Indonesia sembari mengumpulkan segala perandaiannya untuk Andai Kita bersama sahabatnya, Keisha Deisra.
Karina Mecca
Karina Mecca adalah seorang lulusan Arsitektur yang lahir di Jakarta pada 5 Juni 1993. Dalam tahun - tahun kuliahnya ia menemukan fotografi sebagai cara bercerita mengenai pengalaman ruang dan kehidupan sehari - hari. Kota, Bangunan, dan Lanskap, menjadi sumber inspirasi dan energi kreatif untuk memulai perjalanannya sebagai freelance photographer sejak dua tahun silam. Selain itu, Karina juga menjalankan bisnis Dulcet Patisserie di kesehariannya bersama adiknya. AndaiKita adalah karya debut-nya yang dibukukan bersama dua Capriconian favoritnya, Keisha dan Amanda.
Berikut, Kutipan beberapa Kumpulan Puisi dari "Andai Kita"
Aku InginDeisraAku ingin mengenalmu lebih dekatSeperti fajar dan langit yang terus merekatTak lepas cepat - cepatAku ingin membaca hatimu lebih dalamMenyelamnya, tanpatakut tenggelamKarena aku tahu, setiap manusia pasti punya sisi kelam.Aku ingin mengerti perasaanmu,paham kegundahanmu,Menenangkan kegelisahanmuMenjadi tempat berpulang dan berjuang bagi tenangmuAku ingin menjadi sebelah sayap yang tadinya kau kira telah lenyapMenemanimu mengepak luas, lepas.Aku ingin terus bersamamuWalau sampai detik ini, aku tahu kau hanyalah bayangan semu.
Sang Petualang dan Pendengar SetianyaDeisraAku ingat saat pertama kali kita bicara.Kau dengan gayamu yang membara.Dan aku yang menjadi pendengar setia.Kita duduk bersebranganDengan dua gelas air putih di masing - masing tangan.Tak butuh substansi lain untuk menjaga agar kita tak hilang kesadaran.Tepat saat kau mulai bercerita, musik perlahan masuk mengalunTanpa terputus, membuatku tak sempat melamun.Di tengah cerita, tenggorokanmu mulai keringTepat ketika alam bawah sadarku berdering.Jangan diam terus atau kau akan kehilangan momen penting.Tapi, kau memang jago membuatku membisuSatu gelas air putih kau habiskan dalam sekali tegukMulutku terkatup dan tak jadi bicara.Biarlah dalam konversasi ini kau yang jadi juara.Dan telingaku kembali terbuka.Sesekali ditambah anggukan yang kalau dipikir tak ada guna.Hanya agar kau tahu di sana,Semua kulakukan demi menghidupkan suasana.Hari ini akan berakhir beberapa menit lagiKau mulai tengok kanan kiriMencari sosok lain yang bisa kau hampiriAku tersenyum sendiri, mengertiTugas sang pendengar telah usai.Karena patah hati adalah harga yang harus dibayar tunai.Aku pulang meninggalkan sang petualang kembali melayang.
TopengAmTak pernah ku rencanakan sedetik pun untuk berpura - puraApalagi aku bukan ahli dalam bersandiwara.Tapi matamu selalu membuatku takut,Seakan sebentar lagi kau akan mematahkan hatiJika tak kulindungi diri dengan topeng ini.Beberapa kali aku sudah berniat untuk membuka,Tapi sekan waktu selalu menahan"Sabar", katanya, "Biarkan dia mencintai topengmu lebih dahulu".Meskipun aku palsu,Topengku takan pernah sama dengan wanita - wanitaYang pernah menyentuhmu.Sesungguhnya ia tidak pernah benar - benar mengarang ceritaIa sedang menunjukkan lukanya kepadamuSedikit demi sedikitSampai akhirnya kau akan terjatuh dalam gelapku,Sebelum mencintai terangku.
Makan MalamAmSeperti biasa, SayangMakan malamku selalu dibuka dengan doa yang isinya rindu.Setelah itu kuteguk perlahan secangkir kenangan hangat.Sambil kuaduk semangkuk harapanPerlahan kutuangkan sesendok ceritaTentang penantianku setiap malamMenunggu pintu terbukaDan kau hadir mngucap salamDimana kau sekarang?Sudahkah menemukan jalan pulang?Atau kau pulang kerumahTempat cinta barumu bersarang?Akhirnya kuputuskan untuk meneguk habisCangkir kedua yang isinya tak lagi manis,Cangkir ku letakkan,Engkau kurelakan.
Kelebihan :
- Yang terdapat pada isi dalam buku ini tertata sangat rapi, baik itu penempatan foto dan juga tulisan.
Kekurangan:
- Pada buku ini tidak terdapat nomor halaman, padahal jika terdapat nomor halaman kita akan dapat dengan mudah menemukan pada halaman keberapa puisi yang akan kita tuju.
- Gambar fotografi-nya tidak berwarna, padahal hasil gambar sangat bagus, sayang saja jika gambar - gambar tersebut hanya hitam putih, tidak berwarna. Mungkin bisa menambah dan membangkitkan semangat si pembaca, agar tidak terlalu muak pada lembar hitam putih. Dan ada beberapa tulisan yang sulit dibaca karena hitam putih tersebut.
Buku ini termasuk buku puisi yang sangat tepat untuk diberikan kepada remaja. sesuai dengan judul bukunya Andai Kita. Buku ini berisikan perandaian semasa remaja yang tak lepas dari kata cinta dan rasa patah hati mengenai kebersamaan.
Posting Komentar untuk "Resensi Buku Kumpulan Puisi Andai Kita karya Rachel Amanda, Keisha Deisra dan Karina Mecca"
Posting Komentar